Pada tahun 2025, distribusi kekayaan Ethereum (ETH) mengalami perubahan besar. Gambaran lama tentang Vitalik Buterin sebagai pendiri Ethereum ataupun whale di posisi puncak sudah tidak relevan—sekarang smart contract (protokol), bursa kripto, dan dana institusional mendominasi daftar teratas.
Data on-chain menunjukkan bahwa pada pertengahan 2025, 10 alamat ETH teratas menguasai lebih dari 60% pasokan yang beredar. Utamanya, alamat-alamat ini dimiliki oleh smart contract (protokol), bursa, dan dana institusional, bukan individu.
Kontrak deposit Beacon menjadi pusat utama, sebagai kontrak deposit bagi validator untuk menyimpan ETH di jaringan Ethereum Proof-of-Stake (PoS). Analisis memperkirakan kontrak ini menampung sekitar 58,88 juta ETH (angka bervariasi menurut sumber). Jumlah ini mewakili lebih dari separuh total pasokan beredar Ethereum. Kepemilikan di tingkat protokol ini menjadikan jaringan Ethereum sebagai kekuatan utama dalam struktur ekonomi ekosistemnya.
Selain kontrak protokol, bursa kripto utama juga menjadi pemain sentral dalam daftar kaya Ethereum. Analitik on-chain mengungkap bursa seperti Coinbase dan Binance bersama-sama menyimpan jutaan ETH di dompet mereka. Aset ini mendukung setoran dan penarikan nasabah, penyediaan likuiditas, derivatif staking, serta layanan lainnya.
Investor institusi kini berperan semakin penting di pasar ETH. Dana seperti BlackRock’s iShares Ethereum Trust (ETHA) dan Fidelity’s Ethereum Fund (FETH) memegang posisi ETH dalam jumlah besar. Analisis menunjukkan semakin banyak korporasi yang memegang ETH sebagai kas perusahaan dan mendapatkan imbal hasil melalui staking.
Walaupun protokol dan institusi mendominasi kepemilikan ETH, whale tetap memainkan peran penting.
Tokoh awal lainnya, seperti Anthony Di Iorio, disebut memiliki antara 50.000–100.000 ETH.
Konsentrasi distribusi kekayaan ini menimbulkan sejumlah kekhawatiran.
Untuk memantau distribusi ETH terkini, berikut beberapa tools yang direkomendasikan:





