Februari 2025 menjadi titik kelam di dunia kripto ketika peretas berhasil mengeksploitasi celah kritis pada smart contract STRK, menyebabkan kerugian sebesar $950 juta. Insiden keamanan ini terjadi saat STRK diperdagangkan di kisaran $0,13–$0,15, sangat memukul posisi pasar dan kepercayaan investor.
Serangan tersebut memanfaatkan kelemahan spesifik pada arsitektur kontrak, yang memungkinkan pelaku melakukan manipulasi proses validasi token dan mentransfer dana tanpa izin. Para analis keamanan menyoroti, pelanggaran ini sangat canggih dengan penggunaan teknik lanjutan untuk menembus berbagai lapisan proteksi.
Insiden ini merupakan bagian dari gelombang serangan aset kripto yang lebih luas selama Februari 2025, tercermin dalam data dampak berikut:
| Target Serangan | Jumlah Dicuri | Jenis Kerentanan |
|---|---|---|
| Kontrak STRK | $950 juta | Celah validasi smart contract |
| Nobitex | $90 juta | Pelanggaran keamanan exchange |
| Phemex | $85 juta | Kompromi hot wallet |
| UPCX | $70 juta | Kerentanan protokol |
Menanggapi kejadian ini, tim pengembang STRK segera menerapkan protokol keamanan darurat dan melakukan audit kode menyeluruh. Peristiwa ini menegaskan urgensi pengujian keamanan yang ketat sebelum peluncuran serta penilaian kerentanan berkelanjutan untuk setiap platform DeFi, terutama di tengah semakin majunya teknik eksploitasi yang menargetkan infrastruktur blockchain.
Pada September 2025, Starknet mengalami gangguan jaringan besar yang langsung berdampak pada performa pasar token aslinya. Insiden ini terjadi tak lama setelah Starknet melakukan upgrade “Grinta”, tonggak sejarah yang menjadikan Starknet sebagai Validity (ZK) rollup pertama yang mendesentralisasi arsitektur sequencer dari satu menjadi tiga unit.
Selama gangguan lebih dari empat jam, harga STRK turun ke $0,1232, atau terkoreksi lebih dari 3% dalam 24 jam. Kejadian ini memaksa terjadinya reorganisasi blok dan mendorong harga token menembus level support utama, memicu kekhawatiran investor terkait potensi penurunan lanjutan.
| Metrik Dampak Gangguan | Detail |
|---|---|
| Durasi | 4+ jam |
| Harga Sebelum Gangguan | ~$0,127 |
| Harga Saat Gangguan | $0,1232 |
| Penurunan 24 jam | >3% |
| Dampak Teknis | Reorganisasi blok |
Gangguan jaringan ini mengungkapkan celah pada infrastruktur sequencer Starknet yang baru didesentralisasi. Data pasar menunjukkan gangguan tersebut segera memicu tekanan jual seiring pelaku pasar menghadapi ketidakpastian operasional. Setelah layanan pulih, token STRK menjadi sangat volatil, bergerak pada kisaran tertinggi intraday $0,1453 hingga terendah $0,1295, mencerminkan kewaspadaan pasar terhadap stabilitas infrastruktur solusi Layer 2.
Penangguhan darurat perdagangan STRK di exchange terpusat utama baru-baru ini menyoroti risiko besar bagi para pelaku kripto. Pada Oktober 2025, STRK mengalami kejatuhan harga ekstrem, turun ke rekor terendah $0,03799 sebelum perlahan rebound ke kisaran $0,25 saat ini.
Bybit dan MEXC secara mendadak menangguhkan deposit serta penarikan STRK, dengan Bybit mengumumkan waktu offline sekitar 20 jam. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah Starknet menandai pencapaian besar dengan mendesentralisasi arsitektur sequencer-nya dari satu menjadi tiga unit.
Penangguhan ini menunjukkan kerentanan mendasar dalam sistem kustodian exchange terpusat:
| Jenis Risiko | Deskripsi | Dampak Nyata |
|---|---|---|
| Pembekuan Penarikan | Pengguna tidak dapat mengakses aset selama penangguhan | Pemegang STRK kehilangan hak tarik lebih dari 20 jam |
| Penghentian Order-Book | Perdagangan terhenti saat momen pasar kritis | Tidak dapat keluar dari posisi saat harga jatuh 20% |
| Kontrol Kustodian | Exchange menguasai private key aset pengguna | Pengguna bergantung sepenuhnya pada keamanan exchange |
Risiko tersebut terbukti nyata ketika STRK terjun hampir 20% di tengah koreksi pasar kripto pada November 2025, dengan Bitcoin turun ke $89.500. Dalam periode gejolak pasar seperti ini, aset yang terkunci di exchange yang ditangguhkan memperbesar eksposur tanpa solusi bagi pemiliknya. Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa wallet non-kustodian adalah pelindung utama dari risiko exchange saat volatilitas melanda pasar.
STRK merupakan token asli Starknet, solusi scaling Layer 2 Ethereum berbasis zk-rollup. Token ini digunakan untuk tata kelola dan biaya jaringan, sehingga meningkatkan efisiensi transaksi dan menurunkan biaya pada jaringan Ethereum.
Tidak ada koin kripto resmi SpaceX. Token SPACEX di Solana adalah proyek pihak ketiga, bukan bagian atau didukung oleh SpaceX.
Ya, terdapat cryptocurrency bernama STARL (STARLINK). Ini adalah proyek independen bertema metaverse dan luar angkasa, tidak secara langsung berhubungan dengan Starlink milik SpaceX.
Elon Musk tidak memiliki koin kripto sendiri. Namun, ia erat dikaitkan dengan Dogecoin (DOGE), yang kerap ia sebut sebagai 'the people's crypto'.