Decentralized Finance (DeFi) kini menjadi bagian penting dari ekosistem cryptocurrency, dengan nilai miliaran dolar tersimpan di decentralized exchanges (DEX). Namun, pengguna DeFi harus memahami fenomena yang dikenal sebagai "impermanent loss" ketika menyediakan likuiditas. Panduan ini membahas konsep impermanent loss, cara menghitungnya, dan strategi untuk meminimalisir dampaknya.
Impermanent loss adalah potensi penurunan nilai cryptocurrency yang di-stake pada pool likuiditas DEX dibandingkan jika aset tersebut disimpan di wallet pribadi. Kondisi ini terjadi saat rasio harga pasangan cryptocurrency dalam pool likuiditas berubah setelah deposit dilakukan. Kerugian ini disebut "impermanent" karena baru terealisasi jika penyedia likuiditas menarik asetnya saat harga tidak seimbang.
Impermanent loss utamanya terjadi pada Automated Market Maker (AMM) DEX yang memanfaatkan smart contract untuk mengelola pool likuiditas. Pool ini umumnya mewajibkan penyedia likuiditas mendepositkan nilai setara dari dua cryptocurrency. Saat harga pasar berubah dan trader bertransaksi di pool, keseimbangan aset akan menyesuaikan, sehingga dapat menyebabkan impermanent loss bagi penyedia likuiditas.
Perhitungan impermanent loss menggunakan rumus standar berikut:
2*(√rasio harga/(rasio harga+1)) - 1
Rasio harga didapat dengan membagi kurs awal pasangan cryptocurrency dengan kurs saat ini. Misalnya, jika seorang trader mendepositkan 1 ETH dan 3.200 USDC saat ETH bernilai $3.200, lalu harga naik menjadi $4.000, hasil perhitungannya menunjukkan impermanent loss sekitar 0,61%.
Risiko impermanent loss di pasar cryptocurrency yang volatil memang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun beberapa strategi berikut dapat membantu meminimalisir dampaknya:
Pilih aset digital ber-volatilitas rendah: Gunakan pasangan cryptocurrency dengan volatilitas historis rendah atau pasangan stablecoin untuk mengurangi risiko impermanent loss.
Sesuaikan rasio total aset digital: Beberapa DEX memungkinkan penyedia likuiditas mengatur rasio aset dalam pool, sehingga dapat mengurangi eksposur terhadap impermanent loss.
Pelajari protokol perlindungan impermanent loss: Platform DeFi tertentu menawarkan fitur perlindungan impermanent loss bagi penyedia likuiditas, meski sebagian masih dalam tahap pengembangan.
Impermanent loss merupakan aspek penting yang harus dipahami oleh peserta DeFi, terutama yang aktif dalam penyediaan likuiditas. Meski berisiko terhadap potensi pendapatan, pemahaman mekanisme serta strategi mitigasi dapat membantu trader membuat keputusan yang lebih tepat di ekosistem DeFi. Seiring perkembangan DeFi, solusi dan pendekatan baru untuk mengelola impermanent loss akan terus bermunculan dan memperkuat potensi decentralized finance.
Penyedia likuiditas mendepositkan ETH/USDC senilai $10.000. Jika harga ETH naik dua kali lipat, aset di pool menjadi $8.660, sementara jika disimpan terpisah nilainya $15.000. Selisih $1.340 adalah impermanent loss.
Untuk menghindari impermanent loss, pertimbangkan staking satu aset, gunakan pasangan stable di pool likuiditas, atau pilih posisi likuiditas terfokus. Pool dengan volume tinggi dapat membantu menutupi kerugian melalui biaya trading.
Permanent loss terjadi saat impermanent loss menjadi tidak dapat dipulihkan, misalnya jika penyedia likuiditas keluar dari pool sebelum harga aset kembali seimbang, atau ketika pool didelisting atau perlu migrasi.
Impermanent loss yield farming adalah strategi DeFi di mana penyedia likuiditas memperoleh imbalan guna menutupi potensi kerugian akibat fluktuasi harga di pool likuiditas. Tujuannya adalah memaksimalkan hasil lewat insentif token dan biaya trading.